Berpindahnya dua orang Kristen menjadi Islam baru-baru ini mengundang
perdebatan cukup pelik di Jalur Gaza.”Kami semakin khawatir terhadap
anak laki-laki dan perempuan kami,” Fatin Ayyad, bibi dari Hiba Daoud,
yang sekarang memeluk Islam, mengatakan kepada Reuters sebagaimana dilansir oleh onislam, 26 Juli.
“Jika orang-orang itu memeluk Islam karena mereka sendiri akan hal
itu tidak akan menjadi masalah. Tapi mereka berada di bawah tekanan.”
Hiba adalah satu dari dua orang Kristen – seorang pria dan seorang wanita – yang baru saja memeluk Islam.
Tapi orang Kristen mengatakan bahwa kedua orang itu pindah agama di
bawah tekanan, mengklaim bahwa mereka diculik oleh aktivis Islam dan
dipaksa untuk memeluk Islam, klaim yang disanggah oleh pejabat Hamas.
Ratusan orang Kristen telah melakukan protes di gereja utama Gaza
dalam sepekan terakhir, menuntut kembalinya dua orang Kristen tersebut.
Tapi dua orang yang baru saja memeluk Islam tersebut membantah bahwa
mereka telah dipaksa untuk memeluk Islam.
Pria 24 tahun mengatakan kepada wartawan ia telah menjadi Muslim
karena kehendak sendiri dan ingin kembali ke keluarganya, mereka harus
menerima dia sebagai seorang Muslim. Sehari kemudian, ia kembali ke
rumah.
Wanita itu, yang membawa tiga anak perempuannya bersama dengan dia,
juga mengatakan dalam klip video yang dibuat oleh sebuah situs berita
pro-Hamas bahwa dia menjadi Muslim karena kehendaknya sendiri.
“Kami tinggal dengan keluarga (Muslim), mereka memberi semua yang
kami butuhkan, mereka mengajar kami bagaimana beribadah dan segalanya,”
kata Hiba, mengenakan baju muslim lengkap dan kerudung yang menutupi
rambutnya.
“Saya mencintai kalian semua, saya berharap tidak ada yang merasa
kesal dengan saya, itu adalah keputusan yang saya buat beberapa bulan
lalu.”
Jumlah orang Kristen diperkirakan 2.500 di Jalur Gaza. Mereka hampir
bekerja di hampir semua profesi. Banyak yang menjadi dokter dan guru,
dan beberapa orang juga memiliki usaha dan toko perhiasan. Jumlah mereka
menurun menjadi 2.500 dari 3.000 sebelum tahun 2007, sebagian besar
karena alasan ekonomi di wilayah itu, diblokade oleh Israel.
Ada lebih banyak orang Kristen di antara warga Palestina di Tepi
Barat, sekitar 52.000 dari total penduduk 2,5 juta, di mana mereka
memiliki sekolah Kristen sendiri. Sementara di Jalur Gaza, orang Kristen
Palestina yang tinggal di antara 1,7 juta Gaza Muslim dididik di
sekolah negeri yang dikelola Hamas, beberapa di sekolah-sekolah sekuler
yang dijalankan oleh badan PBB UNRWA dan beberapa di sekolah mereka
sendiri. Tidak ada diskriminasi yang jelas terlihat.
Sanggahan
Orang Kristen mengatakan bahwa orang-orang yang baru memeluk Islam itu membuat terjadi perdebatan dengan umat Islam di sana.
Namun para pejabat Muslim membantah tuduhan memaksa dua orang Kristen
untuk memeluk Islam. Salem Salama, ketua Asosiasi Cendekiawan
Palestina, mengatakan 11 orang Kristen, termasuk non-Palestina, datang
ke kantornya dalam lima bulan terakhir untuk masuk Islam.
“Tidak ada yang dipaksa untuk mengubah agamanya,” katanya.
“Ini instruksi dari Al-Qur’an, kitab suci kita.”
“Tidak ada yang dipaksa untuk mengubah agamanya,” katanya.
“Ini instruksi dari Al-Qur’an, kitab suci kita.”
*keterangan gambar: umat Kristen Gaza yang mengatakan bahwa dua anggotanya dipaksa masuk Islam oleh pejabat Hamas.
(sumber: Reuters)